Bagaimana Orang-Orang Menarik Keuntungan 40% Profit dengan Risiko 0% dalam 1x Trading

Friday, September 13, 2019

PENGERTIAN TRADING

Belajar Bola Trading. Apa yang ada di benak anda ketika mendengar kata “trading”? Buka toko lalu jualan barang? Apakah cara cepat menjadi kaya, perilaku spekulatif, profesi bos-bos muda di kota-kota maju, aktivitas membosankan di depan layar komputer, praktek bisnis manipulatif, grafik-grafik membingungkan di layar komputer yang njelimet atau lainnya? Atau apakah langsung tertancap di benak anda adalah semacam bisnis MLM, money game, transaksi saham, jual beli properti atau malah perdagangan forex alias mata uang asing? Setiap orang pasti punya persepsi tersendiri yang bisa berbeda-beda karena faktor pengetahuan, pendidikan, pergaulan serta informasi yang diterimanya selama ini dari lingkungan sekitarnya. Tidak jadi soal. Apapun itu kalau mau dipaksakan dan diseret-seret bisa saja tergolong trading dalam arti mencari profit (uang). Selisih nilai antara pembelian dengan penjualan atau antara proses produksi dengan hasil produksi untuk penggunaan.

Secara teoritis sederhana: trading dapat diartikan sebagai kegiatan perdagangan atau perniagaan di mana minimal ada dua pihak yang setuju untuk saling tukar menukar produk (barang jasa) tanpa ada pemaksaan. Kedua pihak sepakat untuk bekerjasama saling menukar agar masing-masing pihak mendapatkan manfaat dari kegiatan ini. Orang-orang yang melakukan trading disebut trader.

TRANSAKSI BARTER

Zaman dulu, kegiatan tukar menukar ini dalam bentuk barter di mana barang ditukar dengan barang begitu saja. Belum dikenal satuan nilai atau standarisasi apalagi uang. Seiring waktu dan perkembangan zaman, barter akhirnya ditinggalkan dan berganti dengan transaksi yang menjadikan mata uang sebagai tolak ukurnya. Barang tidak lagi ditukar dengan barang begitu saja atas dasar efisiensi dan utilitas. Jika barang masih ditukar dengan barang tentu saja akan menghadapi banyak kendala dan menimbulkan banyak masalah di kemudian hari.

Apakah jika seseorang kaya raya maka harus menumpuk barang-barang di rumah atau di gudang yang ujung-ujungnya bisa membusuk? Barang-barang tak bergerak seperti makanan (sayur mayur atau buah-buahan) tentu berbeda dengan barang bergerak seperti hewan ternak. Bagaimana menilai atau mematok ukuran standar penukarannya? Yang satu bisa cepat membusuk sementara yang lain malah bisa bertambah banyak dengan berkembang biak atau beranak pinak. Selain itu untuk benar-benar sukses bertransaksi maka harus ada dua pihak yang sama-sama saling membutuhkan dan saling membawa barang yang dibutuhkan. Ini yang paling sulit terjadi di zaman dulu.

Petani yang sedang membutuhkan ikan dan kebetulan membawa padi belum tentu bisa bertransaksi dengan nelayan yang membawa ikan. Karena harus memastikan bahwa si nelayan juga sedang membutuhkan padi. Jika masing-masing tidak saling membutuhkan, sudah pasti barter gagal dilakukan. Jika harus menunggu sampai masing-masing saling membutuhkan, barang-barang yang ada pun akhirnya bisa membusuk dan mubazir. Jadi bisa kita bayangkan betapa runyamnya jika transaksi barter masih terjadi.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, saat ini istilah "trading" tidak lagi dipandang hanya sebagai usaha atau kegiatan tukar menukar barang atau jual beli barang yang menggunakan uang atau bahkan kartu kredit serta alat pembayaran canggih lainnya (fintech). Apalagi seperti zaman barter. Tidak lagi berbicara sekadar membuka toko atau membuka usaha, bangun pabrik, distribusi produk, impor ekspor hingga jual beli dari konsumen ke pedagang. Penggunaan kata "trading" sudah bergeser sedemikian rupa di mana merupakan sebuah kegiatan atau aktifitas untuk menghasilkan uang atau profit. Dan ini bisa saja di semua bidang kehidupan di mana memang memungkinkan untuk mengambil selisih keuntungan dalam bentuk sekian persen (%) margin profit.

Bahkan untuk kasus aksi korporasi yang lebih dalam dan lebih luas di mana melibatkan banyak pihak serta modal kapitalisasi yang powerful, kegiatan trading bisa lintas negara dan lintas instrumen (produk) yang sering dinamakan arbitrage trading atau arbitrage selling. Ambil di sini jual di sana atau ambil dari sana jual ke sini. Dan untuk menemukan peluang seperti ini amatlah sulit dan butuh kecermatan serta jaringan yang sangat kompleks. Boleh dibilang orang-orang biasa seperti kita-kita ini tidak bisa mengakses arbitrage trading atau arbitrage selling seperti yang dilakoni perusahaan besar atau konglomerasi. Dukungan jaringan perbankan, transaksi lintas negara, koneksi orang di berbagai negara, dukungan instrumen, varian produk, apakah kita punya? Jangankan kenalan di luar negeri, kenalan orang bank lokal saja tidak ada. Bahkan bankir atau sekelas teller saja ketika berpapasan bertemu muka dengan kita sudah mengernyitkan kening atau pura-pura secara halus menghindar. Bukankah demikian? Boro-boro mau trading lintas negara, buka toko saja banyak orang dari antara kita bermodal pas-pasan sampai harus meminta dan mengemis supplier untuk terus menambah stok dan mengulur waktu penagihan.

Tapi itu dulu dan bisa saja menjadi masa lalu. Sekarang anda pun bisa menjadi bos untuk diri anda sendiri dan memulai trading sesuai kemampuan anda. Bahkan dengan caranya yang sangat ajaib. Berapa yang ingin anda capai tidak ada yang menghalanginya. Hanya diri andalah yang menjadi pembatas anda.

ARBITRAGE TRADING

Arbitrage trading (perdagangan arbitrase) adalah sebuah aktifitas untuk menarik keuntungan dari perbedaan harga sebuah produk (instrumen) di dua pasar berbeda atau lebih. Bisa dua pasar lokal namun lebih kepada pasar lintas negara (internasional). Namun kami ingin mengambil contoh sederhananya saja untuk menjelaskan trading seperti ini. Karena mayoritas dari kita semua tidak mungkin bisa mengakses pasar-pasar di luar negeri. Jangankan mengakses pasar luar negeri, jalan-jalan ke luar negeri saja sebatas Singapura atau Kuala Lumpur saja - maaf - mungkin sebagian dari antara kita masih ada yang merasa berat dan mustahil karena faktor biaya. Jika persoalan biaya yang terus menghantui hidup kita, lalu mengapa kita tidak mau mencoba tawaran-tawaran bisnis yang bagus jika memang mudah dilakukan dan benar-benar masuk di akal?

Misalnya harga batok kelapa di kota Lampung dan Jakarta. Di Lampung kelapa hanya diambil dagingnya untuk dijadikan kopra. Biasanya setelah dipetik dari pohon maka dibuka dagingnya lalu dikeringkan untuk diproduksi menjadi minyak kelapa atau produk-produk turunan lainnya. Bagaimana dengan sisa sabut atau batok kelapanya? Sabut mungkin bisa diolah menjadi sapu, tali atau keset kaki dan dipasarkan di wilayah Lampung sekitarnya. Bagaimana dengan batok kelapa? Tentu tidak terpakai alias terserap dengan lancar di sana.

Kalau misalnya kita jeli melihat peluang, batok kelapa di Lampung yang tidak ada harganya ini bisa menjadi sangat berharga di Jakarta. Mengapa demikian? Karena wilayah Jabodetabek ada banyak sekali penjual sate yang tentu saja membutuhkan arang sebagai bahan baku utama untuk membakar sate. Salah satunya adalah arang batok kelapa. Dengan melihat peluang sederhana ini, kita bisa mengambil batok kelapa di Lampung dengan harga sekian lalu diproses menjadi arang dan didistribusikan atau dijual langsung ke para pedagang sate di Jabodetabek dengan harga sekian. Selisih harga jual inilah yang menjadi profit bagi kita. Sampai di sini anda bisa memahami arti perdagangan arbitrase ini? Hanya memindahkan sumber daya dari satu tempat ke tempat lain. Dari lokasi yang tidak ada nilainya ke tempat yang nilainya lebih berharga, dari yang harganya lebih murah menjadi harganya yang lebih mahal. Selisih nilai atau harga inilah yang menjadi profit bagi kita. Done!

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa sebuah transaksi trading akan terjadi jika memenuhi syarat-syarat minimal di bawah ini:

  • ADANYA PELUANG
  • DUA PASAR BERBEDA
  • SELISIH HARGA

Harga produk boleh dibilang hampir tidak pernah sama antara satu pasar ke pasar lain, satu kota ke kota lain, satu negara ke negara lain atau bahkan satu produsen ke produsen lainnya. Ada banyak faktor yang menyebabkan perbedaan harga seperti ini. Terlalu panjang dibahas karena menyangkut ilmu ekonomi. Memang tidak semua produk sesederhana seperti contoh batok kelapa. Kalau batok kelapa masih bisa dibilang mudah karena tinggal mengambilnya dengan truk kontainer di Lampung lewat jalan tol serta penyeberangan Merak – Bakauheni menuju Jakarta lalu menyebar ke sekitarnya. Jarak Lampung ke Jabodetabek pun relatif cukup dekat.

Contoh lain misalnya perdagangan arbitrase lintas negara. Komoditi emas di Indonesia di jam dan hari yang sama tentu akan berbeda harganya dengan negara Jepang, Inggris bahkan Amerika Serikat. Bahkan bukan mustahil berbeda di hampir setiap negara. Dengan selisih harga seperti ini lalu kita beli misalnya di Indonesia lalu dijual di Inggris atau sebaliknya akan menghasilkan sejumlah profit. Kurang lebih seperti itu gambaran sederhananya. Untuk prakteknya tentu tidak sesederhana yang baru saja dijelaskan. Tidak bisa beli emas di sebuah toko emas di pasar tradisional lalu cepat-cepat beli tiket naik pesawat cuss ke London dan menjualnya di sana. Tidak! Yang ada malah merugi karena biaya tiket pesawat, hotel tempat menginap, biaya makan, dsb…dsb. Njelimet dan tindakan konyol! Belum tentu ada orang yang mau beli juga.

Kabar baiknya adalah saat ini sudah ada banyak fasilitas atau instrumen investasi di mana transaksi trading tidak lagi harus dilakukan sesederhana contoh di atas. Beberapa produk yang bisa kita coba atau kita kenal misalnya pasar saham, pasar valuta asing (forex), bursa berjangka komoditi, option, dll. Ada banyak sekali yang mengunakan istilah “trading”. Contoh misalnya untuk menarik keuntungan dari selisih harga timah yang murah di Indonesia sementara harganya mahal di Amerika, bisa kita lakukan lewat bursa saham. Kita beli saham perusahaan timah yang sama-sama melakukan perdagangan (listing) di Bursa Efek Indonesia (IDX) lalu kita jual di bursa saham Amerika dalam hal ini The New York Stock Exchange (NYSE). Selang waktu operasional kedua bursa hampir pas 24 jam. Begitu bursa di Jakarta buka, di New York sudah tutup. New York buka, Jakarta tutup. Dengan selisih waktu hampir 24 jam ini maka keuntungan harga timah bisa diperoleh dengan maksimal. Sekali lagi ini hanyalah ilustrasi saja sebab kita tahu emiten PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak lagi me-listing sahamnya di NYSE melainkan di bursa Australia (ASX). Tidak tahu ke depannya karena praktek bisnis terus berubah-ubah.

Yang pasti praktek trading bisa untuk produk apa saja asal ada profit yang bisa dikejar serta memang memungkinkan untuk dilakukan hal itu. Sampai di sini apakah anda sudah mendapatkan gambarannya? Begitu juga dengan ilmu bola trading yang akan kami ceritakan untuk anda semua. Berbicara soal bagaimana otak-otak jenius melihat peluang dan mengambilnya.

Pertama-tama memang harus ada peluang seperti itu. Kedua: minimal ada dua pasar berbeda supaya bisa di-trade-kan alias "ditukar". Dan terakhir adanya perbedaan harga. Kalau tidak ada peluang otomatis tidak bisa dilakukan. Apanya yang mau dikerjakan jika tidak ada peluang? Tidak ada dua pasar juga tidak bisa karena mau dikemanakan produk yang berhasil kita beli atau produksi. Kalau harganya sama juga tidak bisa. Kalau kita paksakan juga akan konyol karena pasti rugi, wong harganya sama kok. Rugi biaya produksi, rugi ongkos jalan/angkut, rugi waktu, rugi pikiran, rugi tenaga serta rugi banyak hal.

Jika tiga komponen ini tidak ada, kita tidak bisa melakukan trading. Peluang memungkinkan kita ikut ambil bagian atau turut serta, dua pasar memungkinkan kita bertransaksi (trading) dan terakhir perbedaan harga memungkinkan kita menarik keuntungan alias profit. That’s it! Sederhana dan jangan dibuat rumit. Kalau soal teknis atau istilah-istilah teknis itu hanya masalah waktu saja. Belajar sebentar dengan konsentrasi penuh juga akan bisa.

Siap untuk trading?

* * *


 
Powered by Blogger.